This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 30 Desember 2013

Perbanyak Istigfar y Tik

Penyemanagat Pagi...
��������������

Keutamaan Istighfar..
              ***
Suatu hari, Imam Ahmad bin Hanbal kemalaman di suatu daerah. Karena tak punya tempat menginap, beliau bertanya kepada orang-orang. Mungkin karena tak ada yang mengenali sosok Imam Ahmad, tak ada satupun yang mau menampungnya.

Kecuali satu. Seorang tukang roti.

Sampai di rumah sang tukang roti, perut Imam Ahmad kelaparan. Beliau memang belum makan. Maka, begitu baik hatinya, si tukang roti membuatkan roti baru untuk tamunya. Yang hangat dan menggoda selera.

Yang menarik, ketika tiba waktunya mengaduk adonan. Saat itu, si tukang roti terus-menerus mengucap istighfar. Keheranan lah Imam Ahmad, dan berujung tanya. Kenapa si tukang roti berbuat demikian?

Ia berkata, dengan istighfar, Allah selalu memudahkan hidupnya. Selalu membantunya menemui jalan keluar dari setiap masalah. Dengan istighfar, keinginan-keinginannya juga dikabulkan.

Semuanya sudah dikabulkan, "kecuali satu."

Ya, hanya ada satu saja keinginan si tukang roti yang belum terkabul.

"Apa itu?"

Bertemu salah satu imam besar bernama:

Ahmad bin Hanbal.

Imam Ahmad pun tersenyum dan mengaku: dialah Ahmad bin Hanbal.

Maasyaa Allah...
-----------------------
Benarlah Rasulullah SAW yg bersabda:
"Barangsiapa membiasakan diri untuk beristighfar, Allah akan memberikan jalan keluar baginya dari setiap kesulitan, akan memberikan kebahagiaan dari setiap kesusahan, dan akan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka."

(HR Abu Daud dan Ibnu Majah).

Niat

Demi Allah, orang2 yang selalu membantu orang lain dengan tulus, maka tidak akan pernah dibiarkan oleh Allah sendirian. Orang2 yang ihklas menolong, meringankan urusan orang lain, tidak akan pernah sendirian. Jika dia diuji dengan beban kehidupan, kesusahan--karena hidup ini penuh ujian, maka pertolongan Allah selalu dekat baginya.

Bahkan pertolongan itu datang laksana seekor harimau mengaum, dikirim bagai hujan deras, berderap laksana ribuan kuda. Kita saja tidak bisa melihatnya.

" Barangiapa yang meringankan salah satu dari kesusahan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan meringankan salah satu kesusahannya di hari kiamat. Barangsiapa yang yang memudahkan orang yang mendapat kesusahan, maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat. Barangsia yang menyembunyikan keaiban seorang muslim lain, makaAllah akan menyembunyikan keaibannya di dunia dan akhirat. Allah menolong seorang hamba selagi hamba itu menolong saudaranya”. (kelas hadist ini sahih, silahkan cek sendiri)

Maka, jangan lakukan sebaliknya. Masih saja kepala dipenuhi cara berpikir: menyusahkan orang lain, ribet, mencari kesempatan dalam setiap urusan, dsbgnya, dsbgnya. Kita sejatinya justeru sedang menyusahkan diri sendiri.
Sebelum Menikah

“Beruntunglah jika saat ini anti belum menikah…” kata partner kerja saya tiba-tiba. 
“Lha kok begitu?” jawab saya penuh tanya.

”Iya tentu saja… sebab terlalu banyak wow dan haaah yang bakal anti temui sesudah menikah… itu sebabnya anti lebih beruntung punya waktu lebih lama untuk belajar dan mempersiapkan diri.”
Demikian partner kerja saya itu menjelaskan.
”Beda dengan saya dulu saat memutuskan menikah… tak banyak persiapan mental dan ruhiyah… terlebih lagi persiapan niat… akhirnya saat di awal perjalanan pernikahan saya sering mengalami shock terapy”
”Begitulah… jika tidak benar- benar menata niat sejak awal… bukan tidak mungkin bahtera rumah tangga yang telah dibina akan karam dihempas derasnya gelombang masalah,” begitu serius ia menasehati saya.
Banyak hal yang mungkin muncul dan menjadi riak-riak gelombang atau bahkan menjadi tsunami yang bakal menguji jalannya bahtera rumah tangga di antaranya orientasi sebelum menikah. Jika disorientasi sejak awal, bisa-bisa berbahaya. Misalnya saja, bagi wanita, orientasi awal menikah adalah untuk melepas beban mencari nafkah. Menikah biar ada yang ngasih biaya, tidak usah susah-susah bekerja.
Sebaliknya, bagi pria, saat menikah tak perlu lagi mencuci, menyetrika, atau berharap jika mau makan apapun sudah tersedia diatas meja. Lha, bagaimana jika yang terjadi sebaliknya dan tidak sesuai harapan? Gaji suami yang pas-pasan, cita rasa masakan istri yang tidak karuan, cucian dan setrikaan yang menumpuk bisa jadi ladang subur penyebab pertengkaran.
Belum lagi, kekurangan-kekurangan yang perlu disyukuri dan kelebihan-kelebihan yang patut diwaspadai dari pasangan yang dinikahi. Lebih pendiam, kurang cerewet, mendengkur jika tidur, malas mandi, malas dandan, pelupa akut, kebiasaan teledor, atau hobi belanja yang kurang sesuai dengan anggaran bisa jadi mengundang persoalan.
Ditambah kemudian, kultur dan kebiasaan dari keluarga besar pasangan kita. Mertua yang terlalu baik hingga setiap ada persoalan suami-istri selalu mengambil peran untuk membantu menyelesaikan. Mereka sering kali terlalu khawatir dengan sang anak hingga setiap keperluan masih selalu saja diperhatikan. Tak jarang, eksistensi sang menantu jadi terabaikan. Demikian banyak hal, mulai yang sepele hingga yang serius yang bisa menjadi pemicu masalah yang bila kurang bijak dalam menyikapi dan menuntaskannya akan berbahaya.
Maka dari itu, sejak awal kita harus menata persepsi. Menikah tak hanya yang indah-indahnya saja yang merupakan nikmat. Berlelah-lelah mencari nafkah itu juga nikmat. Berusaha memberi senyum termanis di sela lelah mengurus rumah seharian adalah nikmat. Bersungguh-sungguh menerima dan memahami pasangan dengan sepenuh hati itu nikmat. Merebut hati mertua dengan simpati adalah nikmat. Menerima nasehat bijak yang mungkin menyakitkan dari mertua adalah nikmat.
Sebagaimana dikatakan Salim A. Fillah, sebab menikah adalah nikmat dan keindahan kecuali bagi yang menganggapnya sebagai beban. Sebab rumah tangga adalah kemuliaan, kecuali bagi yang memandangnya sebagai rutinitas tanpa makna. Sebab menikah adalah salah satu wasilah untuk mendapat surga, kecuali bagi yang mejadikannya sebagai fase hidup yang dilewati begitu saja.
Adalah niat. Itulah persiapan pranikah yang terpenting yang bisa saya dapatkan dari perbincangan saya dengan rekan kerja saya tersebut. Sebagaimana yang pernah disinggung oleh Ustadz Fauzil Adhim di sebuah forum kajian, “Jika ada seandainya ada 8 kali pertemuan kuliah pranikah maka hendaknya ada 6 kali pertemuan yang hanya akan membahas 1 hal saja, yaitu niat. Innamal a’maalu bin niyaati wa innamaa likullimrii-in maa nawaa.
Berbagai macam kitab hadits menempatkan hadist tersebut hampir selalu di awal pembahasan menegaskan bahwa apa yang kita peroleh berdasarkan atas apa yang kita niatkan. Niat awal ketika mulai memutuskan untuk menikah itulah yang akan menjadi pondasi pijakan kita dalam bersikap dan saat mengambil keputusan penting saat datang persoalan yang genting. Niat pula yang akan menentukan apakah ada barakah di sepanjang perjalanan pernikahan yang dilalui. [Kembang Pelangi]

diedit secara teknis oleh @denty_kusuma tanpa mengurangi substansi utama.

Kamis, 19 Desember 2013

luruskan niat

jika hendak beribadah luruskan niat,
jika hendak berbicara,
berbuat,
bersikap,
bertingkah laku,
menegur,
berbicara,
menulis,
melihat,
setiap perbuatan dan aktivitas luruskan niat hanya karena Allah,yaa,karena Allah saja,jaga hati km dr penyakit hati yg tak Kau ridhoi y Rabb

Kamis, 14 November 2013

Uhibukumfillah

Jika di masa depan aku bisa terlahir kembali,aku ingin tetap menjadi bagian dari keluarga ini,terlahir dari orang tua ini dan memiliki saudara ini,
ya Allah lindungilah aku dan keluargaku dari panasnya api neraka,
saraghae, uhibukumfillah...
semga Allah satukan kt hingga ke Jannahnya..aamiin y Allah

Prihatin

Siang itu mentari bersinar dng teriknya, 34 derajat Celcius adalah hal yg biasa d kota Pahlawan ini,alhasil ruangan2 adem adl menjadi tempat yg menyenangkan. Siang itu mau ke toko buku menunggu angkutan yg cukup lama, duduk di pingggir jalan,tiba-tiba di hampiri oleh beberapa anak SD karena memang posisi saya bersebelahan dng sebuah SD, saya memperhatikan aktivitas mereka, anak-anak itu sedang asyik memegang Hp dan saling memamerkan lagu2 yg ada d hp mereka,lalu memutar lagu2 u konsumpi orang dewasa dan bergoyang mengikuti iramany seperti yg lg tranding topik d Tv,awalnya saya sempat kaget kemudian mendekati anak2 itu dan mengajakny ngobrol,ternyta mereka kelas4,ketika saya tanya kenapa suka dgn lagu itu mereka jawab suka aja kan lucu mbk,
hmm, saya tidak tau generasi seperti apa yg akan d alami anak2 saya kelak yg pasti tugas saya ckup berat u mengalihkan hal2 postif u lebih d senangi oleh mereka, Smga bisa amanah,harapan itu masih ada...

Laa taghdof

Laa taghdof walakal jannah, janganlah marah bagimu Surga,

Paling tidak suka melhat orang marah, apalagi dimarahi, karena itu aku berusaha u tidak suka marah...
marah kok d suka2..
let's keep smile,
jika ada yg membuat hatimu dongkol katakan all is well krn ada Allah beserta kita, dan berhusnuzon itu lebih baik dari pd bersuuzon dan ngedumel yg bisa bikin hati sesak dan semuany menjdi tdk baik,

Senyum, tunjukkan wajah ceria d dpan saudaramu^____^

Minggu, 20 Oktober 2013

Mereka sang Peniru ulung ^___^



Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS.Al-Fatihah;6-7)

Hari itu hari ahad masih di bulan Oktober, seperti biasa dengan gagahnya sang mentari kota Pahlawan ini bangun
dengan sengatannya yang hangat di pagi hari, setelah sebelumnya menginap di rumah teman akhwat karena ada amanah yang harus kami selesaikan bersama, setelah berdalu_ria tapi akhirnya belum juga selesai akhirnya kami sepakat memutuskan untuk melanjutkannya besok-besok saja. Oh ya,,malam itu juga adalah malam bersejarah karena teman satu rumah teman saya membawakan kami empek-empek, subhanallah, benar-benar sedikit terobati rasa rindu ini pada kampong halaman, akhirnya Allah mengijabah do’a saya lewat silaturahmi ini padahal emang akhir-akhir ini ngidam banget pengen makan pempek, dan menurut saya ini adalah pempek terenak yang pernah saya cicipi di Surabaya agak miriplah dengan pempek Palembang, setelah di selidiki ternyata yang bikin orang Bengkulu ya wajarlah kan tetanggaan dengan Palemban,,Alhamdulillah buah dari silaturahmi mendapatkan rizki yang tak terduga.....

Teman Saya mendapatkan tugas dari sekolah untuk mengantarkan anak didiknya pada Olimpiade yang letaknya di kampus kami, waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 Wib pagi saat itu dan beliau sudah siap dengan semua perlengkapannya, karena jarak antara kampus dan kostan Saya cukup dekat, jadi Saya minta di antarkan pulang ke kostan terlebih dahulu kemudian beliau melanjutkan perjalanan ke kampus.
 
Tidak berapa lama sekitar pukul 07.30 Wib teman Saya sudah tiba di kost Saya lagi katanya anak-anak sudah registrasi jadi tinggal memasuki ruangan saja, beliaupun langsung melanjutkan tugas semalam yang belum selesai dan Saya keluar meminjam motor beliau mencari sarapan, inceran Saya kali ini adalah susu kedelai yang jualan di depan gerbang kampus, kemudian membeli lauk secukupnya karena tadi sudah memasak nasi di rumah, setelah setengah agak di paksa akhirnya teman Saya dan saya sarapan berdua di kost mungkin karena temen Saya sedang asyik dengan tugasnya jadi agak berat untuk meninggalkannya.
Sampai dengan pukul 10.00 Wib kami mengerjakan laporannya bersama-sama, kemudian setelahnya beliau pamit untuk survey tempat untuk rencana rihlah kami pekan depan, beliau mengajak saya, sebenernya pengen ikut tapi sepertinya tidak untuk sekarang ukh biar anti dengan mbak Nia saja jawabku, selain letaknya cukup jauh panasnya Surabaya rasanya sudah membayang-bayangiku, lagian nanti siang juga ada tasqif sampai ketemu di sana saja.
Pukul 12.30 Wib teman saya yang lain sms yang isinya siap-siap ya mbak sebentar lagi saya jemput, tidak berapa lama kemudian beliau datang dan kamipun berangkat menuju tempat tasqif, saya dan teman saya sama-sama tidak tau pasti di mana letak alamat tempat kegiatannya hanya saja saya sudah tanya dengan teman kira-kira rutenya dimana, setelah melewati Jl.Jend A.Yani kemudian lewat terminal Bungurasih hampir ke jalan menuju Bandara terus memasuki Sidoarjo, apa sebaiknya kita tanya aja ya ukh ujarku sambil meminggirkan sepeda motor, saat  berhenti dan akan bertanya saya melihat ke keadaan sekitar, sepertinya banyak yang menggunakan jilbab,oh itu tempatnya ukh ujarku ternyata tempatnya persis di depan kami hanya saja kami harus menyebrang jalan. Alhamdulillah sungguh semuanya akan mudah karena pertolongan Allah.
Setelah registrasi kami memasuki ruangan, sama-sama sepakat untuk mengisi kursi kosong yang ada di baris ke dua, subhanallah materi yang di suguhkan hari itu luar biasa, seperti biasa jika agenda seperti ini maka akan ada banyak ummahat yang membawa serta anaknya, ahh,,begitu menyenangkan melihat generasi yang begitu bersemangat mengenakan jilbabnya dengan wajah lucu dan imut itu, di depan saya ada kakak beradik duduk bersebelahan bersama ibunya, mereka bermain games menggunakan tablet secara bergantian, ternyata permainan mereka ini mengundang rasa ingin tahu anak-anak yang duduk di belakang saya mereka bertiga mendekat dan memperhatikan permainan games anak ini, sampai-sampai ibu dari anak ini mempersilahkan tempat duduknya di duduki oleh ketiga anak ini.
Setelah agak bosan lalu sang kakak laki-laki pergi dan hendak kembali ke belakang menemui orang tuanya kemudian di ikuti oleh dua orang anak perempuan yang kecil itu juga, entah mungkin karena kaki sang kakak tersandung sesuatu tiba-tiba ia terjatuh tapi kemudian ia langsung bangkit dan berlari dan ada pemandangan yang aneh di san,a anak perempuan (mungkin adiknya) juga refleks menjatuhkan diri mengikuti kakaknya yang jatuh ini, sontak saja kami yang melihat semuanya tertawa, ya Allah, saya langsung berfikir begitu mudahnya bagi anak-anak ini untuk meniru, mereka akan meniru apa yang mereka lihat, mereka dengar dan apa yang ada di depan mereka tanpa mereka tau apakah itu baik atau buruk untuk mereka. Dan inilah tugas bersar orang tua untuk menjadi model/ contoh yang baik untuk anak-anaknya dalam hal apapun.
Semoga kelak ketika kita menjadi orang orang tua kita bisa menjadi contoh yang baik untuk anak-anak kita, mengajarkan untuk menauladani Rasulullah dan  beriman kepada Allah. Sebagaimana ketaqwaan Ismail yang telah didik oleh seorang Ibu yang semulia bunda Hajar, sebagaimana Fatimah wanita penghuni Surga yang terlahir dari Ibunda Khodijah sosok yang luar biasa.
Kita manusia hanya sampai pada titik ikhtiar dan do’a selebihnya biarkan Allah dengan malaikat-malaikatNya yang akan berkuasa atas apa yang terbaik menurutNya. Seberapapun indah rencana kita pasti akan jauh lebih indah dari sang maha pembuat rencana Allah Azza Wajallah maka serahkanlah semuanya pandaNya..ya Allah berikanlah pada kami apa yang terbaik menurutMu...

Jumat, 13 September 2013

hingga akhir hayatku



Semakin lama menghirup udara bebasMu, semakin kutahu bahwa tinggal sedikit lagi kesempetanku untuk menghirup oksigen gratis ciptaanMu.
Allah,,
Aku takut apakah di akhir hayatku kelak masih bisa raga ini melapaskan asmaMu,
Sementara diri ini masih penuh dengan gelimang maksiat, :(
Masih belum bisa amanah, masih banyak malasnya, dan masih sering menyia-nyiakan waktu, serta hal-hal yang tidak Kau sukai lainNya.

Aku tidak tau apakah aku bisa mempertanggungjawabkan semua ini padaMu.
Makanan yang kumakan,
Uang yang kugunakan,
Rezeki yang kudapat,
Semua peralatan yang kugunakan,
Hak-hak saudaraku, keluarga, teman-teman, masyarakat disekelilingku apakah hak mereka telah kupenuhi dengan baik.
Semua hal yang pernah kubicarakan, kudengar, kulihat, kutulis,,, Apakah Engkau ridho dengan semua ini??
Kemana saja kaki ini melangkah,,
Kemana saja otak ini berfikir,

Allah…
Ampuni hamba yang lalai ini…
Jika kau panjangkan umur ini maka setelah ini mungkin aku akan bertemu dengan gerbang pernikahan,
Allah,
Apakah aku bisa setabah dan setegar Asiyah jika kelak aku bertemu sosok yang sekejam Fir’aun,
Dan
Apakah aku bisa semulia bunda Khodijah yang bisa memberikan semua kebaikan pada baginda Rasulullah Sallahu’alaihi wasallam..

Pilihan terbaik dariMu itulah selalu pintaku,
Allah jika kelak aku jatuh cinta maka labuhkanlah cintaku padanya yang membuat diri ini semakin dekat kepadaMu.
Allah,,
Titipkanlah aku pada orang yang senantiasa membuatku semakin ingat denganMu.
senantiasa menjadikan diri ini lebih dekat denganMu,
semakin membuat cintaku semakin besar padaMu,
dan
semakin banyak limpahan ridho dariMu yang tercurah pada kami.

Ya Allah jadikan aku wanita yag layak untuk mendampinginya hingga menuju kesurgaMu kelak,
Tinggal di Istana yang telah kami bangun saat ijab Kabul itu dilapaskan,
Bersama keluarga membangun istana di SurganNya Allah semoga visi ini akan terus kami jaga dan dapat terealisasikan..

 aamiin


Kamis, 12 September 2013

Inspirative Housewife Story

Tiga anaknya tidak sekolah di sekolah formal layaknya anak-anak pada umumnya. Tapi ketiganya mampu menjadi anak-anak teladan, dua di antaranya sudah kuliah di luar negeri di usia yang masih seangat muda. Saya cuma berdecak gemetar mendengarnya. Bagaimana bisa?
Minggu (21/ 7) lalu, saya mengikuti acara Forum Indonesia Muda (FIM) Ramadhan yang diadakan di UNPAD. Niat awalnya mau nabung ilmu dan inspirasi sebelum pulang kampung, selain juga memang karena pengisi acaranya inspiring. Eh, pembicara yang paling saya tunggu ternyata berhalangan hadir. But, that’s not the point. Semua pembicara yang hadir memang sangat inspiring, tapi saya benar-benar dikejutkan di sesi terakhir. Tentang parenting. Awalnya saya pikir sesi ini mau membicarakan apa gitu. Do you know actually? It talks about a success and inspiring housewife. Saya langsung melek. Lupa lapar. Like my dream becomes closer. Saya mencari seminar yang membahas tentang keiburumahtanggaan. Nggak tahunya nemu di sana. Lihatlah daftar mimpi besar saya nomor 1-4. Rasanya terbahas semua sore itu. (No offense nomor 2, gue juga kagak tahu kalau urusan itu :p ) Baiklah, mukadimah ini akan terlalu panjang kalau saya lanjutkan.
image

Namanya Ibu Septi Peni Wulandani. Kalau kalian search nama ini di google, kalian akan tahu bahwa Ibu ini dikenal sebagai Kartini masa kini. Bukan, dia bukan seorang pejuang emansipasi wanita yang mengejar kesetaraan gender lalala itu. Bukan.
Beliau seorang ibu rumah tangga profesional, penemu model hitung jaritmatika, juga seorang wanita yang amat peduli pada nasib ibu-ibu di Indonesia. Seorang wanita yang ingin mengajak wanita Indonesia kembali ke fitrahnya sebagai wanita seutuhnya. Dalam sesi itu, beliau bercerita kiprahnya sebagai ibu rumah tangga yang mendidik tiga anaknya dengan cara yang bahasa kerennya anti mainstream. It’s like I’m watching 3 Idiots. But this is not a film. This is a real story from Salatiga, Indonesia.
Semuanya berawal saat beliau memutuskan untuk menikah. Jika ada pepatah yang mengatakan bahwa pernikahan adalah peristiwa peradaban, untuk kisah Ibu Septi, pepatah itu tepat sekali. Di usianya yang masih 20 tahun, Ibu Septi sudah lulus dan mendapat SK sebagai PNS. Di saat yang bersamaan, beliau dilamar oleh seseorang. Beliau memilih untuk menikah, menerima lamaran tersebut. Namun sang calon suami mengajukan persyaratan: beliau ingin yang mendidik anak-anaknya kelak hanyalah ibu kandungnya. Artinya? Beliau ingin istrinya menjadi seorang ibu rumah tangga. Harapan untuk menjadi PNS itu pun pupus. Beliau tidak mengambilnya. Ibu Septi memilih menjadi ibu rumah tangga. Baru sampai cerita ini saja saya sudah gemeteran.
Akhirnya beliaupun menikah. Pernikahan yang unik. Sepasang suami istri ini sepakat untuk menutup semua gelar yang mereka dapat ketika kuliah. Aksi ini sempat diprotes oleh orang tua, bahkan di undangan pernikahan mereka pun tidak ada tambahan titel/ gelar di sebelah nama mereka. Keduanya sepakat bahwa setelah menikah mereka akan memulai kuliah di universitas kehidupan. Mereka akan belajar dari mana saja. Pasangan ini bahkan sering ikut berbagai kuliah umum di berbagai kampus untuk mencari ilmu. Gelar yang mereka kejar adalah gelar almarhum dan almarhumah. Subhanallah. Tentu saja tujuan mereka adalah khusnul khatimah. Sampai di sini, sudah kebayang kan bahwa pasangan ini akan mencipta keluarga yang keren?
Ya, keluarga ini makin keren ketika sudah ada anak-anak hadir melengkapi kehidupan keluarga. Dalam mendidik anak, Ibu Septi menceritakan salah satu prinsip dalam parenting adalah demokratis, merdekakan apa keinginan anak-anak. Begitupun untuk urusan sekolah. Orang tua sebaiknya memberikan alternatif terbaik lalu biarkan anak yang memilih. Ibu Septi memberikan beberapa pilihan sekolah untuk anaknya: mau sekolah favorit A? Sekolah alam? Sekolah bla bla bla. Atau tidak sekolah? Dan wow, anak-anaknya memilih untuk tidak sekolah. Tidak sekolah bukan berarti tidak mencari ilmu kan? Ibu Septi dan keluarga punya prinsip: Selama Allah dan Rasul tidak marah, berarti boleh. Yang diperintahkan Allah dan Rasul adalah agar manusia mencari ilmu. Mencari ilmu tidak melulu melalui sekolah kan? Uniknya, setiap anak harus punya project yang harus dijalani sejak usia 9 tahun. Dan hasilnya?
Enes, anak pertama. Ia begitu peduli terhadap lingkungan, punya banyak project peduli lingkungan, memperoleh penghargaan dari Ashoka, masuk koran berkali-kali. Saat ini usianya 17 tahun dan sedang menyelesaikan studi S1nya di Singapura. Ia kuliah setelah SMP, tanpa ijazah. Modal presentasi. Ia kuliah dengan biaya sendiri bermodal menjadi seorang financial analyst. Bla bla bla banyak lagi. Keren banget. Saat kuliah di tahun pertama ia sempat minta dibiayai orang tua, namun ia berjanji akan menggantinya dengan sebuah perusahaan. Subhanallah. Uang dari orang tuanya tidak ia gunakan, ia memilih menjual makanan door to door sambil mengajar anak-anak untuk membiayai kuliahnya.
Ara, anak ke-2. Ia sangat suka minum susu dan tidak bisa hidup tanpa susu. Karena itu, ia kemudian berternak sapi. Pada usianya yang masih 10 tahun, Ara sudah menjadi pebisnis sapi yang mengelola lebih dari 5000 sapi. Bisnisnya ini konon turut membangun suatu desa. WOW! Sepuluh tahun gue masih ngapain? Dan setelah kemarin kepo, Ara ternyata saat ini juga tengah kuliah di Singapura menyusul sang kakak.
Elan, si bungsu pecinta robot. Usianya masih amat belia. Ia menciptakan robot dari sampah. Ia percaya bahwa anak-anak Indonesia sebenarnya bisa membuat robotnya sendiri dan bisa menjadi kreatif. Saat ini, ia tengah mencari investor dan terus berkampanye untuk inovasi robotnya yang terbuat dari sampah. Keren!
Saya cuma menunduk, what I’ve done until my 20? :0 Banyak juga peserta yang lalu bertanya, “kenapa cuma 3, Bu?” hehe.
Dari cerita Ibu Septi sore itu, saya menyimpulkan beberapa rahasia kecil yang dimiliki keluarga ini, yaitu:
1. Anak-anak adalah jiwa yang merdeka, bersikap demokratis kepada mereka adalah suatu keniscayaan
2. Anak-anak sudah diajarkan tanggung jawab dan praktek nyata sejak kecil melalui project. Seperti yang saya bilang tadi, di usia 9 tahun, anak-anak Ibu Septi sudah diwajibkan untuk punya project yang wajib dilaksanakan. Mereka wajib presentasi kepada orang tua setiap minggu tentang project tersebut.
3. Meja makan adalah sarana untuk diskusi. Di sana mereka akan membicarakan tentang ‘kami’, tentang mereka saja, seperti sudah sukses apa? Mau sukses apa? Kesalahan apa yang dilakukan? Oh ya, keluarga ini juga punya prinsip, “kita boleh salah, yang tidak boleh itu adalah tidak belajar dari kesalahan tersebut”. Bahkan mereka punya waktu untuk merayakan kesalahan yang disebut dengan “false celebration”.
4. Rasulullah SAW sebagai role model. Kisah-kisah Rasul diulas. Pada usia sekian Rasul sudah bisa begini, maka di usia sekian berarti kita juga harus begitu. Karena alasan ini pula Enes memutuskan untuk kuliah di Singapura, ia ingin hijrah seperti yang dicontohkan Rasulullah. Ia ingin pergi ke suatu tempat di mana ia tidak dikenal sebagai anak dari orang tuanya yang memang sudah terkenal hebat.
5. Mempunyai vision board dan vision talk. Mereka punya gulungan mimpi yang dibawa ke mana-mana. Dalam setiap kesempatan bertemu dengan orang-orang hebat, mereka akan share mimpi-mimpi mereka. Prinsip mimpi: Dream it, share it, do it, grow it!
6. Selalu ditanamkan bahwa belajar itu untuk mencari ilmu, bukan untuk mencari nilai
7. Mereka punya prinsip harus jadi entrepreneur. Bahkan sang ayah pun keluar dari pekerjaannya di suatu bank dan membangun berbagai bisnis bersama keluarga. Apa yang ia dapat selama bekerja ia terapkan di bisnisnya. 
8. Punya cara belajar yang unik. Selain belajar dengan cara home schooling di mana Ibu sebagai pendidik, belajar dari buku dan berbagai sumber, keluarga ini punya cara belajar yang disebut Nyantrik. Nyantrik adalah proses belajar hebat dengan orang hebat. Anak-anak akan datang ke perusahaan besar dan mengajukan diri menjadi karyawan magang. Jangan tanya magang jadi apa ya, mereka magang jadi apa aja. Ngepel, membersihkan kamar mandi, apapun. Mereka pun tidak meminta gaji. Yang penting, mereka diberi waktu 15 menit untuk berdiskusi dengan pemimpin perusahaan atau seorang yang ahli setiap hari selama magang.
9. Hal terpenting yang harus dibangun oleh sebuah keluarga adalah kesamaan visi antara suami dan istri. That’s why milih jodoh itu harus teliti. Hehe. Satu cinta belum tentu satu visi, tapi satu visi pasti satu cinta :P
10. Punya kurikulum yang keren, di mana fondasinya adalah iman, akhlak, adab, dan bicara.
11. Di-handle oleh ibu kandung sebagai pendidik utama. Ibu bertindak sebagai ibu, partner, teman, guru, semuanya.
Daaaan masih banyak lagi. Teman-teman yang tertarik bisa kepo twitter ibu @septipw atau gabung dan ikut kuliah online tentang keiburumahtanggaan di ibuprofesional.com.
Hhhhmmm. Gimana? Profesi ibu rumah tangga itu profesi yang keren banget bukan? Ia adalah kunci awal terbentuknya generasi brilian bangsa. Saya ingat cerita Ibu Septi di awal kondisi beliau menjadi ibu rumah tangga. Saat itu beliau iri melihat wanita sebayanya yang berpakaian rapi pergi ke kantor sedangkan beliau hanya mengenakan daster. Jadilah beliau mengubah style-nya. Jadi Ibu rumah tangga itu keren, jadi tampilannya juga harus keren, bahkan punya kartu nama dengan profesi paling mulia: housewife. So, masih zaman berpikiran bahwa ibu rumah tangga itu sebatas sumur, kasur, lalala yang haknya terinjak-injak dan melanggar HAM? Duh please,  housewife is the most presticious  career for a woman, right? Tapi semuanya tetap pilihan. Dan setiap pilihan punya konsekuensi :) Jadi apapun kita, semoga tetap menjadi pendidik hebat untuk anak-anak generasi bangsa.
Setelah mengikuti sesi tersebut, saya menarik kesimpulan bahwa seminar kepemudaan tidak melulu bahas tentang organisasi, isu-isu negara, dan lain-lain yang biasa dibahas. Pemuda juga perlu belajar ilmu parenting untuk bekal dalam mendidik generasi penerus bangsa ini. Bukankah dari keluarga karakter anak itu terbentuk?
Wallahualambisshawab. Semoga ada yang bisa diambil pelajaran.
Rumah,
31 Juli 2013
00.29
Akhirnya kelar juga. Maaf tulisan ini agak lama post-nya. Saya mengalami krisis takut menulis kemarin-kemarin ini. Kumat. Hehe. Semoga bermanfaat :)
Oh ya, di acara itu saya juga bertemu komunitas yang concern untuk mengajak wanita kembali pada kodratnya menjadi wanita seutuhnya, namanya komunitas @metamorfosis_id. Yang tertarik silahkan kepoin twitternya :)
Salam,
Himsa. A housewife wanna be. Hehe.

web sekolah pernikahan dan parenting

Bismillah...

 
http://sekolahpernikahan.ning.com/
http://ayahkita.blogspot.com/
http://www.parenting.co.id/


dapet salinan rekomendasi bacaan untuk bahan belajar,,
semoga masih ada waktu ^__^