LIHATLAH AKU
(Puisi seorang anak)
Ayah, ibu, tolong jangan risaukan apa yang belum dapat kulakukan,
lihatlah apa yang sudah dapat kulakukan,
lihatlah lebih banyak kelebihanku.
Ayah, ibu, akau memang belum bisa berhitung,
tetapi lihatlah,
aku bisa bernyanyi dan selalu tersenyum ceria.
Ayah, ibu, jangan keluhkan akau tidak bisa diam,
lihatlah energiku ini,
bukankah kalau akau jadi pemimpin aku butuh energi sebesar ini.
Ayah, ibu, jangan bandingkan aku dengan anak lain,
lihatlah,
aku tidak pernah membandingkanmu dengan orangtua lain,
aku hanya satu.
Ayah, ibu, janagan bosan dengan pertanyaan-pertanyaanku,
lihatlah besarnya rasa ingin tahuku,
aku belajar banyak dari rasa ingin tahu.
Ayah, ibu, jangan bentak-bentak aku,
lihatlah,
aku punya perasaan,
seperti engkau juga memilikinya,
aku sedang belajar memperlakukanmu kelak.
Ayah, ibu, jangan ancam-ancam aku,
seperti engkau juga tidak suka diancam orang lain,
lihatlah,
aku sedang belajar memahami keinginanmu.
Ayah, ibu, lihatlah nilaiku yang rata-rata,
lihatlah,
aku mengerjakannya dengan jujur,
lihatlah,
aku sudah berusaha.
Ayah, ibu, memang aku belum dapat membaca,
tetapi lihatlah,
aku dapat bercerita,
pada saatnya aku akan bisa,
aku butuh engkau percaya.
Ayah, ibu, aku memang kurang mengerti matematika,
tetapi lihatlah aku suka berdoa,
dan aku senang sekali mendoakan yang terbaik untukmu.
Ayah, ibu, aku memang banyak kekurangan,
tetapi aku juga punya kelebihan,
bantu aku,
agar kelak kelebihanku berguna untuk sesama.
Ayah, ibu, hubungan kita sepanjang zaman,
bantu aku mengenalmu dengan cara aku belajar bagaimana engkau mengenalku.
Ayah, ibu, aku ingin mengenangmu sebagai yang terbaik,
ajari aku dan lihatlah yang terbaik dariku sehingga aku bangga menyebut namamu.
Ayah, ibu, semoga kita punya cukup waktu untuk saling mengenal dan memahami,
aku belajar melihatmu dari cara engkau melihatku.
(kutipan dari buku 'ANAK JUGA MANUSIA')