Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
(QS.Ali Imran; 185)
(QS.Ali Imran; 185)
Sudah cukup lama
tidak menulis, walaupun aku merindukannya tapi beberapa aktivitas kesibukan
akhir-akhir ini cukup menyita waktu, fokus dan perhatian.
2013 sudah berlalu, banyak hal yang telah terjadi di tahun ini, Juli 2013
mbah putri kembali ke Rahmatullah, semoga Allah berikan tempat terbaik untuk
sosok mbah terhebat yang pernah kumiliki. Tahun dimana jarak Surabaya-Sragen
terasa begitu dekat untukku. Yaa,,ini adalah tahun yang paling sering aku
ketempat mbah, jika ada libur, jika mbah dirawat di rumah sakit, saat Bapak dan
Ibu mengunjungi mbah, selalu berusaha menyempatkan diri untuk silaturahmi ke
Sragen. Betapapun itu, kehangatan keluarga tetap tak dapat tergantikan. Mungkin
karena itu, walaupun tengah malam saat yang lain lebih menyengakan untuk
menarik selimut, di pukul 23.00 atau 24.00 WIB aku begitu berani menerjang malam menuju terminal Bungurasih Surabaya
meskipun sendirian, walau sebenarnya perasaan was-was sering menghantui. Tapi
jangan dibayangkan ini adalah terminal separti di daerahku. Terminal ini adalah
terminal terbesar di Surabaya jadi semalam apapun akan tetap saja ramai 24 jam
nonstop. Aku lebih menyukai berangkat malam hari dari menuju Sragen, karena
perjalan SBY-Sragen menempuh waktu sekitar 6 jam, jadi jika aku berangkat
tengah malam maka aku akan sampai di Sragen pagi-pagi. Alasannya simple karena
tidak ingin terlalu merepotkan Om atau adik sepupu yang nanti menjemputku di
Alun-alun, Karena jarak dari sana ke rumah mbah menempuh waktu sekitar 20
menit. Jadi, jika aku berangkat sore dari Surabaya bisa dipastikan aku sampai
Sragen akan tengah malam, so,,pilihan sampai di Sragen di pagi hari, ini lebih tidak menyenangkan menurutku.
0 komentar:
Posting Komentar