Sabtu, 11 Mei 2013

Jujur...

J
U
J
U
R

Menurut saya ini adalah kata kunci awal dari akhlakul karimah, Pendidikan karakter atau apapun bungkusnya.
Pendidikan di Indonesia semakin mengkhawatirkan, saya tidak tau bagaimana potret negeri ini 20 tahun ke depan, 
Kalian tahu dalam 1 Provinsi bisa di hitung dengan jari sekolah yang benar-benar jujur tidak memberikan contekan kepada anak didiknya ataupun anak didiknya sama sekali tidak ada niat untuk mencontek.
Saya sedikit membandingkan pendidikan yang ada di sumatera dan Jawa,,,ternyata tidak jauh berbeda.Hanya bedanya anak- anak disini sedikit lebih kreatif, kalau di sumatera khususnya di daerah saya kalau sedang ujian yang sibuk itu gurunya mengerjakan soal dan memberikan contekan, tapi kalau di sini anaknya yang cari conteka sendiri, bisa membeli bocoran soal, berani membayar mahal pada agen kunci jawaban, sumber dari koran,tv,media elektronik dan beberapa diskusi dengan beberapa teman. Walaupun InsayAllah masih ada sebenarnya sekolah yang bersih..

Sayapun dulunya mengalami hal yang tidak jauh berbeda,menyesal kemudian apalah gunanya, rasa takut tidak lulus itu mengalahkan segalanya. Bahkan saya menjadi salah satu tim di kelas yang mendapatkan sumber bocoran jawaban dari guru saya,,,*****mirisss..

Jadi saya bertekad agar kelak anak saya tidak mengalami hal yang bodoh seperti saya.
Semuanya memang tidak bisa instan,, tidak seperti membalikkan telapak tangan,,,Saya sedang berdo'a semoga saya kelak saya bisa melahirkan generasi-generasi yang jujur untuk bangsa ini. 

Walaupun saya belum menjadi orang tua ini ada sedikit tips yang menurut versi hemat saya:
1. Pembiasaan jujur harus di mulai  sejak dini, bahkan mungkin sejak dalam kandungan,,,caranya: Orang tua sangat berperan aktif dalam melatih kejujuran terhadap anaknya. Saya masih ingat sampai sekarang, dulu ada saudara sepupu saya yang masih SD merengek nangis karena suatu hal kemudian untuk membujuk anak tersebut sang Ibu menjanjikan membelikan ini itu dan nyeletukklah salah seorang sepupu saya juga yang laki-laki (msih SD) ia berkata kepada mamanya, Ma ndak boleh bohongkan Ma tadi Bibi bilang mau membelikan ini itu untu adek...jadi harus ditepati ya Ma,,,,,saya yang menyaksikan adegan itu agak tersentak subhanallah benar ya, terkadang kita orang tua sering menjanjikan membelikan ini itu, janji mengajak kesini kesitu tapi hanya ingin meredam tangis anak saja, tanpa kita berfikir bahwa mereka merekam semua perbuatan kita... Jadi orang tua juga harus jujur jika memang belum mampu untuk membelikan tidak usah berjanji yang muluk-muluk,,Jika anak memaksa,, mungkin solusinya bisa mengajak anak menabung bersama, atau memberikannya sebagai reward  dsbgainya.

2. Terkadang semua orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya tanpa berfikir 2 kali, terserah caranya bagaimana, apakah anak sudah siap atau belum,dll. Contohnya, orang tua akan sangat bangga jika anaknya mendapat nilai 100 atau menjadi juara umum, tanpa pernah bertanya apakah anaknya jujur atau tidak dalam setiap mengerjakan soal di sekolah. Saya sedang belajar dan menguatkan diri saya, saya ingin anak saya kelak memahami proses dari setiap hal, bukan langsung instan, saya belajar menguatkan anak saya bahwa belajar itu bukan sekedar ingin lulus dan dapat ijazah saja, menguatkan anak-anak agar percaya dengan hasil jawabannya sendiri sehingga tidak pernah akan ada kamus mencontek untuk anak kita kelak, Menghargai setiap hasil usahanya walaupun berapapun nilainya tapi jika ia jujur maka ia berhak mendapatkan pujian dan penguatan dari orang tua.InsyaAllah,,
semoga kita bisa istiqomah dan komitmen serta mendapatkan pasangan yang baik dalam mendidik anak kita.

3. Menceritakan kisah- kisah orang yang sukses karena kejujurannya,,Intinya siroh nabawi dan  siroh sahabat adalah menjadi hal yang sangat familiar dengan mereka.

4. Memberikan lingkungan yang baik, kalau hanya anak kita saja yang jujur maka mungkin ia akan agak goyah jika tidak mendapat penguatan2 yang baik, maka sekolah IT merupakan pilihan yang tepat menurut saya.

5. Perlunya contoh yang baik dari manapun, seperti orang tua, guru, keluarga karena anak- anak itu senangnya meniru apa yang dilakukan oleh orang-orang di sekelilingnya. Jadi hal ini tidak bisa dilakukan hanya oleh sang Ibu saja, ataupun sang Ayah saja, semua pihak yang terlibat harus bekerja sama.

Semoga kelak kita bisa mengaplikasikannya...

0 komentar:

Posting Komentar